Rabu, 30 November 2016

Komponen- komponen Mesin

Fungsi Komponen-komponen Mesin
1. Blok Silinder (Cylinder Block)
Fungsi : Sebagai tempat untuk menghasilkan energi panas dari proses pembakaran
2. Torak (Piston)
Fungsi : memindahkan tenaga yang diperoleh dari pembakaran ke poros engkol (crank shaft) melalui batang piston (connecting rod)
3. Cincin Torak (Ring Piston)
Fungsi : – Mencegah kebocoran gas saat langkah kompressi dan usaha
- Mencegah oli masuk keruang bakar
- Memindahkan panas dari piston ke dinding silinder

4. Batang Torak (Connecting Rod)
Fungsi : Menerima tenaga dari piston yang diperoleh dari pembakaran dan meneruskannya ke poros engkol (crank shaft)
5. Poros Engkol (Crankshaft)
Fungsi : Merubah gerak turun naik piston menjadi gerak putar yang akhirnya menggerakkan roda-roda
6. Bantalan (Bearing)
Fungsi : Mencegah keausan dan mengurangi gesekan pada poros engkol (crank shaft)
7. Roda Penerus (Flywheel)
Fungsi : Menyimpan tenaga putar (inertia) yang dihasilkan pada langkah usaha, agar poros engkol (crank shaft) tetap berputar terus pada langkah lain nya
8. Katup (Valve)
Fungsi : Membuka dan menutup saluran masuk dan saluran buang
9. Pegas Katup (Valve Spring)
Fungsi : Mengembalikan katup pada kedudukan/posisi semula
10. Tuas Katup (Rocker arm)
Fungsi : Menekan katup-katup sehingga dapat membuka
11. Batang penumbuk (Push rod)
Fungsi : Meneruskan gerak lifter ke rocker arm
12. Penumbuk katup (Valve Lifter)
Fungsi : Memindahkan gerak cam shaft ke rocker arm melalui push rod
13. Poros Bubungan (Camshaft)
Fungsi : Membuka dan menutup katup sesuai timming yang ditentukan
14. Karter (Oil Pan)
Fungsi : Menampung oli untuk pelumasan
15. Piston Pin
Fungsi : Menghubungkan piston dengan connecting rod melalui lubang bushing
16. Bantalan Luncur Aksial (Thrust Washer)
Fungsi : Menahan poros engkol (crank shaft) agar tidak bergerak maju-mundur
17. Timing Chain / Timing Belt
Fungsi : Menghubungkan gerakan putar poros engkol (crank shaft) ke poros cam shaft
18. Kepala Silinder (Cylinder Head)
Fungsi : Menempatkan mekanisme katup, ruang bakar dan juga sebagai tutup silinder
19. Dudukan Katup (Valve Seat).
Fungsi : Merapatkan (mencegah kebocoran) pada saat katup menutup
Istilah-istilah Otomotif
1. Compression Ratio : Jumlah volume ruang bakar dan volume silinder dibagi dengan volume ruang bakar
2. Top Dead Center (TDC) / TMA : Posisi paling atas piston ketika bergerak naik
3. Combustion Chamber : Ruang bakar
4. Bore : Diameter silinder
5. Displacement : Volume total silinder
6. Bottom Dead Center (BDC) : Posisi paling bawah piston ketika bergerak turun
7. In Line engine : Silinder disusun dalam satu garis
8. V type Engine : Silinder disusun dalam dua garis yang membentuk sudut “V”
9. Boxer type engine : Silinder disusun dalam dua garis mendatar yang berlawanan arah
10. OHV : Over head Valve
11. OHC : Over head Cam shaft
12. SOHC : Single over head Cam shaft
13. DOHC : Doble over head Cam shaft
14. Vanos : Variabel Nokkenwelle steurung
15. Four Valve Technologi : Mekanisme katup menggunakan multi valve (4 valve)
16. Four Wheel Drive (4WD) : Kendaraan yang ke empat rodanya dapat digunakan sebagai tenaga penggerak
18. API (American Petroleum- : Standard yang menentukan kwalitas oli
Institute)

19. SAE (Society of Automotive- : Angka indek yang menunjukan keken- Engineers) talan oli
19. CBU : Completely Built Up
20. CKD : Completely Knock Down
21. CO : Carbon Monoksida
22. l : Lambda
23. HC : Hidro Carbon
24. DOT : Departement of transportation
25. Four Wheel Steering (4WS) : sistem kemudi yang ke-4 rodanya dapat berbelok.
26. Angka Octane : Angka yang menunjukan kemampuan bertahan bahan bakar bensin terhadap Knocking
27. Knocking : Waktu pembakaran tertunda yang panjang, dan tekanan kompresi tinggi sekali yang mengakibatkan putaran mesin kasar

28. Angka Cetane : Angka yang mengontrol bahan bakar solar dalam kemampuan pencegah terjadinya knocking
29. RHD : Right Hand Drive, kemudi terletak di sebelah kanan.
30. RON : Research Octane Number, cara untuk mengetahui angka oktan.
31. Coefisien of drag : Besarnya hambatan udara.
32. LHD : Left Hand Drive
33. PK : Parden Kraft , tenaga kuda satuan Belanda.
34. PS : Pferde Starke, tenaga kuda satuan Jerman.
35. HP : Horse Power, tenaga kuda satuan Inggris.
36. Nm : Newton meter
37. Stroke : Langkah
38. VTEC : Variable valve Timing Electronic Control
39. ABS : Anti-lock Brake System
40. CO2 : Carbon dioksida
41. O2 : Oksigen
42. Pb : Plumbum (timah hitam)
43. Pb O2 : Plumbum oksida, Plat positif battery
44. Pb : Plat negatif battery
45. LSD : Limited Slip Differential
46. FO : Firing Order
47. FB : Firing Bench (FO pada mesin diesel)
48. DIS : Diagnostic Station
49. EFI : Electronic Fuel Injection
50. MPI : Multi Point Injection
51. CDI : Capasitor Discharge Ignition
52. TCI : Transistor Control Ignition
53. IC : Integrated Circuit
54. 1.8 L : 1,8 liter (1800 cc)
Dimensi Kendaraan
a OL = Overall Length
Panjang keseluruhan kendaraan termasuk bumper

b OW = Overall Width
Lebar kendaraan termasuk bumper, molding, tonjolan dan lain lain

c OH = Overall Height
Tinggi kendaraan diukur dalam kondisi tanpa beban

d WB = Wheel base
Jarak antara garis tengah axle depan dengan axle belakang

e FT = Front tread
Jarak antara garis tengah ban depan kanan dengan ban depan kiri

f RT = Rear tread
Jarak antara garis tengah ban belakang kanan dengan ban belakang kiri

g FO = Front overhang
Jarak dari sumbu roda depan sampai bagian ujung terdepan kendaraan termasuk bumper

h RO = Rear overhang
Jarak dari sumbu roda belakang sampai bagian ujung terbelakang kendaraan termasuk bumper

i MGC = Minimum ground clearance
Jarak terrendah yang diukur dari lantai dengan kendaraan dalam kondisi berat kotor kendaraan

j AOA = Angle of approach
Sudut antara lantai dengan garis tengah dari roda depan ke titik pertama singgungan

k AOD = Angle of departure
Sudut antara lantai dengan garis tengah dari roda belakang ke titik pertama singgungan

l CW = Curb weight
Berat kosong kendaraan tanpa beban atau pengemudi tetapi termasuk sejumlah maksimum bahan bakar dan perlengkapan standar termasuk ban serep dan alat-alat

m GVW = Gross vehicle weight
Berat total kendaraan maksimum yang diizinkan, berdasarkan pertimbangan hukum dan kekuatan bahan


Perawatan EFI


Tips :All engine with EFI (Electronic Fuel Injection)
A.    Menghidupkan Dan Memanaskan Mesin EFI (Electronic Fuel Injection)
1.      Hidupkan mesin dengan pedal gas yang tidak diinjak sedikitpun
2.      ECU (Electronic Control Unit) pada mesin EFI yang masih dingin akan mengkompensasi putaran mesin secara otomatis, dimana ketinggian putaran mesin tergantung pada suhu udara luar. Semakin dingin udara luar, semakin tinggi putaran mesin. Jadi jangan menginjak pedal gas sama sekali
3.      Putaran mesin akan turun secara otomatis. Untuk suhu pagi hari di Jakarta, biasanya putaran mesin akan turun dalam waktu 5-10 detik semenjak mesin hidup
4.      Mulai jalankan kendaraan perlahan-lahan, jangan di-akselerasi tiba-tiba atau dipaksa berputar pada Rpm tinggi atau pada Rpm terlalu rendah. Kisaran 2.000 s/d 3.000 Rpm cukup ideal untuk periode pemanasan mesin
B.     Perawatan mesin system Elektronik Fuel Injection (EFI)
Pada dasarnya, sistem EFI dibuat tangguh untuk segala kondisi jalan, suhu dan cara mengemudi. Kerusakan atau masalah pada sistem EFI terutama disebabkan oleh:
1.      Kualitas BBM yang buruk (nilai oktan yang rendah, bensin oplosan, kandungan sulfur yang amat tinggi pada semua jenis BBM di Indonesia dan ketiadaan aditif pada BBM Pertamina)
2.      Kelembapan udara tropis yang sangat tinggi sehingga kandungan sulfur pada BBM bereaksi dengan uap air menjadi asam sulfat di sistem bahan bakar kendaraan dan menimbulkan sumbatan-sumbatan pada injektor dan saluran bahan bakar
3.      Modifikasi sistem kelistrikan kendaraan yang tidak benar, termasuk penggantian kabel busi non-OEM (Original Equipment Manufacturer) maupun pemasangan alarm
4.      Upaya membersihkan injector dengan sistem Ultrasound
5.      ECU (electronic Control Unit) yang kemasukan air
6.      Melepas aki dengan cara yang tidak benar, melakukan jump start dengan cara yang tidak benar serta melepas ECU dengan sembarangan (lihat tips mengenai cara-cara yang benar untuk melakukan hal ini) Oleh karenanya, lakukankah Tips berikut ini:
a.       Ketika menghidupkan mesin perhatikan bilamana indikator tulisan/gambar "Check Engine" pada panel instrumen (tergantung merek mobil) bila tetap menyala setelah mesin hidup selama beberapa detik maka ada kerusakan pada system engine
b.      Bersihkan dan gantilah saringan udara secara berkala
c.       Gantilah saringan bensin (fuel filter) secara berkala, sebaiknya setiap 15.000 km
d.      Bersihkanlah throttle body dan idle regulator/ stepper motor secara berkala
e.       Bersihkanlah connector sensor-sensor, connector pengapian dan connector ECU secara berkala
f.       Ganti busi secara berkala dan periksa keregangan celah busi setiap 5.000 km, Gunakan busi tipe R, yaitu yang menggunakan resistor.
g.      Hindari ECU (Electronic Control Unit) dari air
h.      Usahakan aki dan sistem pengisian kelistrikan (altenator dan voltage regulatornya) selalu dalam kondisi prima
i.        Jangan sekalipun berpikir untuk memodifikasi voltage regulator dengan sistem cut-out, Anda akan merusak ECU maupun modul pengapian (igniter/ CDI)
j.        Jangan berusaha menghidupkan mesin ketika soket injektor dalam posisi terlepas
k.      Jangan sekalipun berusaha menghubungkan injektor dengan arus aki langsung (12 volt) karena injektor beroperasi dengan tegangan 9 volt
l.        Bersihkanlah injektor dan sistem bahan bakar secara berkala dengan sistem pembersih yang aman, misalnya Interject Service
m.    Jangan sekalipun menggunakan sistem pembersih injektor Ultra sound
n.      Jika handak memasang alarm, yakinkan alarm itu dibuat oleh pabrikan besar dan memiliki reputasi internasional, misalkan merek Clifford, Alpine, Kenwood, Avital, dll.
o.      Lakukan pemasangan alarm hanya di authorized dealer. Alarm buatan pabrikan yang tidak memiliki reputasi internasional dapat menimbulkan RFI/ MRI yang akan mengganggu fungsi ECU
p.      Jika hendak mengganti kabel busi dgn tipe high performance/ racing, yakinkan bahwa kabel terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan RFI/MRI yang dapat mengganggu fungsi ECU

Tujuan EFI (Electronic Fuel Injection) dibuat adalah untuk menutupi kelemahan system bahan bakar konvensional dengan menggunakan karburator. Dimana pada karbuarator terjadi ketidak konsistenan AFR (Air Fuel Ratio atau Perbandingan Bahan bakar dengan Udara) yang dihasilkan. Angka AFR yang ideal adalah 14,7 (stoichiometri) pada setiap tingkatan putaran mesin (Rpm). Pada karburator biasanya terjadi saat rpm rendah AFR cenderung kaya (rich) sedangkan pada rpm tinggi malah terjadi campuran miskin (lean) atau bisa juga terjadi hal hal sebaliknya.

Kelemahan lain pada karburator adalah proses jalannya hasil pengkabutan bahan bakar + udara dari karburator menuju ruang bakar mengalami kesulitan, karena harus melalui lekukan dan sudut-sudut yang tajam pada saluran masuk (intake manifold), dan hasil pengkabutan bahan bakar tersebut adalah tidak merata pada setiap silindern bagi mesin yang multi silinder, tetapi bagi yang single silinder tentu hal tersebut tidak menjadi masalah.
Karena keterbatasan peran karburator tersebut maka system bahan bakar pada sebuah mesin dengan menggunakan bantuan perangkat elektronik agar hasilnya lebih efisien terutama adalah menutupi kelemahan-kelemahan pada karburator.

Komponen-komponen utama pada EFI system terdiri dari :
A.    Injector
B.     ECU (Electronic Control Unit) ==> otaknya dari EFI
C.     Wiring Harness (Kabel Body)
D.    Fuel Pump (Pompa bahan bakar)
E.     Fuel Pressure Regulator (Pengatur Tekanan Bahan Bakar)
F.      Sensor-sensor, sebagai contoh :
1.      TPS (Throttle Position Sensor),
2.      MAP (Manifold Absolute Pressure) Sensor
3.      AFM (Air Flow Mass) Sensor
4.      IAT (Intake Air Temperature) Sensor
5.      RPM Sensor
6.      Coolant Temperature Sensor
7.      Vacuum Sensor
8.      Crank/Cam sensor dan lain-lain
Cara kerja secara sederhana komponen EFI adalah
A.    Pada saat kunci kontak di nyalakan ECU akan memeriksa terlebih dahulu kondisi sensor-sensor
B.     Setelah dapat data input dari sensor sensor seperti data suhu udara dari IAT, suhu coolant, crank/cam sensor mengenai basic timing ignition dll.
C.     ECU akan mengkalkulasi semua input tersebut yang berfungsi untuk menghitung seberapa banyak bahan bakar yang akan disemprotkan melalui injector
D.    Start engine ==> engine running
E.     Setelah engine running, pada periode ini ECU terus memonitoring pengoperasian parameter-parameter mesin melalui sensor-sensor tersebut, gunanya adalah untuk menentukan proses penentuan jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan.
Memang ada benarnya pada mesin-mesin EFI ini tidak perlu di setel lagi. jadi boleh dibilang lebih jarang datang ke bengkel. Namun ada beberapa point penting yang harus diperhatikan untuk perawatan mesin EFI ini adalah :
A.    Jaga kebersihan filter bensin dan udara
B.     Jaga kebersihan fuel system ==> injector sangat sensitive dengan kotoran karna lobang-lobang yang sangat halus tersumbat
C.     Jaga kondisi battrai agar tetap dalam kondisi prima, karna nyawa ECU berasal dari battrai
D.    Jaga kondisi kabel-kabel dan soket-soket agar tetap bersih dan tersambung dengan benar, ada short (korslet) sedikit aja akan berakibat fatal bagi ECU
E.     Perawatan selebihnya sama aja dengan karburator.