Rabu, 30 November 2016

Perawatan EFI


Tips :All engine with EFI (Electronic Fuel Injection)
A.    Menghidupkan Dan Memanaskan Mesin EFI (Electronic Fuel Injection)
1.      Hidupkan mesin dengan pedal gas yang tidak diinjak sedikitpun
2.      ECU (Electronic Control Unit) pada mesin EFI yang masih dingin akan mengkompensasi putaran mesin secara otomatis, dimana ketinggian putaran mesin tergantung pada suhu udara luar. Semakin dingin udara luar, semakin tinggi putaran mesin. Jadi jangan menginjak pedal gas sama sekali
3.      Putaran mesin akan turun secara otomatis. Untuk suhu pagi hari di Jakarta, biasanya putaran mesin akan turun dalam waktu 5-10 detik semenjak mesin hidup
4.      Mulai jalankan kendaraan perlahan-lahan, jangan di-akselerasi tiba-tiba atau dipaksa berputar pada Rpm tinggi atau pada Rpm terlalu rendah. Kisaran 2.000 s/d 3.000 Rpm cukup ideal untuk periode pemanasan mesin
B.     Perawatan mesin system Elektronik Fuel Injection (EFI)
Pada dasarnya, sistem EFI dibuat tangguh untuk segala kondisi jalan, suhu dan cara mengemudi. Kerusakan atau masalah pada sistem EFI terutama disebabkan oleh:
1.      Kualitas BBM yang buruk (nilai oktan yang rendah, bensin oplosan, kandungan sulfur yang amat tinggi pada semua jenis BBM di Indonesia dan ketiadaan aditif pada BBM Pertamina)
2.      Kelembapan udara tropis yang sangat tinggi sehingga kandungan sulfur pada BBM bereaksi dengan uap air menjadi asam sulfat di sistem bahan bakar kendaraan dan menimbulkan sumbatan-sumbatan pada injektor dan saluran bahan bakar
3.      Modifikasi sistem kelistrikan kendaraan yang tidak benar, termasuk penggantian kabel busi non-OEM (Original Equipment Manufacturer) maupun pemasangan alarm
4.      Upaya membersihkan injector dengan sistem Ultrasound
5.      ECU (electronic Control Unit) yang kemasukan air
6.      Melepas aki dengan cara yang tidak benar, melakukan jump start dengan cara yang tidak benar serta melepas ECU dengan sembarangan (lihat tips mengenai cara-cara yang benar untuk melakukan hal ini) Oleh karenanya, lakukankah Tips berikut ini:
a.       Ketika menghidupkan mesin perhatikan bilamana indikator tulisan/gambar "Check Engine" pada panel instrumen (tergantung merek mobil) bila tetap menyala setelah mesin hidup selama beberapa detik maka ada kerusakan pada system engine
b.      Bersihkan dan gantilah saringan udara secara berkala
c.       Gantilah saringan bensin (fuel filter) secara berkala, sebaiknya setiap 15.000 km
d.      Bersihkanlah throttle body dan idle regulator/ stepper motor secara berkala
e.       Bersihkanlah connector sensor-sensor, connector pengapian dan connector ECU secara berkala
f.       Ganti busi secara berkala dan periksa keregangan celah busi setiap 5.000 km, Gunakan busi tipe R, yaitu yang menggunakan resistor.
g.      Hindari ECU (Electronic Control Unit) dari air
h.      Usahakan aki dan sistem pengisian kelistrikan (altenator dan voltage regulatornya) selalu dalam kondisi prima
i.        Jangan sekalipun berpikir untuk memodifikasi voltage regulator dengan sistem cut-out, Anda akan merusak ECU maupun modul pengapian (igniter/ CDI)
j.        Jangan berusaha menghidupkan mesin ketika soket injektor dalam posisi terlepas
k.      Jangan sekalipun berusaha menghubungkan injektor dengan arus aki langsung (12 volt) karena injektor beroperasi dengan tegangan 9 volt
l.        Bersihkanlah injektor dan sistem bahan bakar secara berkala dengan sistem pembersih yang aman, misalnya Interject Service
m.    Jangan sekalipun menggunakan sistem pembersih injektor Ultra sound
n.      Jika handak memasang alarm, yakinkan alarm itu dibuat oleh pabrikan besar dan memiliki reputasi internasional, misalkan merek Clifford, Alpine, Kenwood, Avital, dll.
o.      Lakukan pemasangan alarm hanya di authorized dealer. Alarm buatan pabrikan yang tidak memiliki reputasi internasional dapat menimbulkan RFI/ MRI yang akan mengganggu fungsi ECU
p.      Jika hendak mengganti kabel busi dgn tipe high performance/ racing, yakinkan bahwa kabel terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan RFI/MRI yang dapat mengganggu fungsi ECU

Tujuan EFI (Electronic Fuel Injection) dibuat adalah untuk menutupi kelemahan system bahan bakar konvensional dengan menggunakan karburator. Dimana pada karbuarator terjadi ketidak konsistenan AFR (Air Fuel Ratio atau Perbandingan Bahan bakar dengan Udara) yang dihasilkan. Angka AFR yang ideal adalah 14,7 (stoichiometri) pada setiap tingkatan putaran mesin (Rpm). Pada karburator biasanya terjadi saat rpm rendah AFR cenderung kaya (rich) sedangkan pada rpm tinggi malah terjadi campuran miskin (lean) atau bisa juga terjadi hal hal sebaliknya.

Kelemahan lain pada karburator adalah proses jalannya hasil pengkabutan bahan bakar + udara dari karburator menuju ruang bakar mengalami kesulitan, karena harus melalui lekukan dan sudut-sudut yang tajam pada saluran masuk (intake manifold), dan hasil pengkabutan bahan bakar tersebut adalah tidak merata pada setiap silindern bagi mesin yang multi silinder, tetapi bagi yang single silinder tentu hal tersebut tidak menjadi masalah.
Karena keterbatasan peran karburator tersebut maka system bahan bakar pada sebuah mesin dengan menggunakan bantuan perangkat elektronik agar hasilnya lebih efisien terutama adalah menutupi kelemahan-kelemahan pada karburator.

Komponen-komponen utama pada EFI system terdiri dari :
A.    Injector
B.     ECU (Electronic Control Unit) ==> otaknya dari EFI
C.     Wiring Harness (Kabel Body)
D.    Fuel Pump (Pompa bahan bakar)
E.     Fuel Pressure Regulator (Pengatur Tekanan Bahan Bakar)
F.      Sensor-sensor, sebagai contoh :
1.      TPS (Throttle Position Sensor),
2.      MAP (Manifold Absolute Pressure) Sensor
3.      AFM (Air Flow Mass) Sensor
4.      IAT (Intake Air Temperature) Sensor
5.      RPM Sensor
6.      Coolant Temperature Sensor
7.      Vacuum Sensor
8.      Crank/Cam sensor dan lain-lain
Cara kerja secara sederhana komponen EFI adalah
A.    Pada saat kunci kontak di nyalakan ECU akan memeriksa terlebih dahulu kondisi sensor-sensor
B.     Setelah dapat data input dari sensor sensor seperti data suhu udara dari IAT, suhu coolant, crank/cam sensor mengenai basic timing ignition dll.
C.     ECU akan mengkalkulasi semua input tersebut yang berfungsi untuk menghitung seberapa banyak bahan bakar yang akan disemprotkan melalui injector
D.    Start engine ==> engine running
E.     Setelah engine running, pada periode ini ECU terus memonitoring pengoperasian parameter-parameter mesin melalui sensor-sensor tersebut, gunanya adalah untuk menentukan proses penentuan jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan.
Memang ada benarnya pada mesin-mesin EFI ini tidak perlu di setel lagi. jadi boleh dibilang lebih jarang datang ke bengkel. Namun ada beberapa point penting yang harus diperhatikan untuk perawatan mesin EFI ini adalah :
A.    Jaga kebersihan filter bensin dan udara
B.     Jaga kebersihan fuel system ==> injector sangat sensitive dengan kotoran karna lobang-lobang yang sangat halus tersumbat
C.     Jaga kondisi battrai agar tetap dalam kondisi prima, karna nyawa ECU berasal dari battrai
D.    Jaga kondisi kabel-kabel dan soket-soket agar tetap bersih dan tersambung dengan benar, ada short (korslet) sedikit aja akan berakibat fatal bagi ECU
E.     Perawatan selebihnya sama aja dengan karburator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar