Tips
:All engine with EFI (Electronic Fuel Injection)
A.
Menghidupkan
Dan Memanaskan Mesin EFI (Electronic Fuel Injection)
1. Hidupkan mesin dengan pedal gas yang
tidak diinjak sedikitpun
2. ECU (Electronic Control Unit) pada
mesin EFI yang masih dingin akan mengkompensasi putaran mesin secara otomatis,
dimana ketinggian putaran mesin tergantung pada suhu udara luar. Semakin dingin
udara luar, semakin tinggi putaran mesin. Jadi jangan menginjak pedal gas sama
sekali
3. Putaran mesin akan turun secara
otomatis. Untuk suhu pagi hari di Jakarta, biasanya putaran mesin akan turun
dalam waktu 5-10 detik semenjak mesin hidup
4. Mulai jalankan kendaraan
perlahan-lahan, jangan di-akselerasi tiba-tiba atau dipaksa berputar pada Rpm
tinggi atau pada Rpm terlalu rendah. Kisaran 2.000 s/d 3.000 Rpm cukup ideal
untuk periode pemanasan mesin
B.
Perawatan
mesin system Elektronik Fuel Injection (EFI)
Pada dasarnya, sistem EFI dibuat
tangguh untuk segala kondisi jalan, suhu dan cara mengemudi. Kerusakan atau
masalah pada sistem EFI terutama disebabkan oleh:
1. Kualitas BBM yang buruk (nilai oktan
yang rendah, bensin oplosan, kandungan sulfur yang amat tinggi pada semua jenis
BBM di Indonesia dan ketiadaan aditif pada BBM Pertamina)
2. Kelembapan udara tropis yang sangat
tinggi sehingga kandungan sulfur pada BBM bereaksi dengan uap air menjadi asam
sulfat di sistem bahan bakar kendaraan dan menimbulkan sumbatan-sumbatan pada
injektor dan saluran bahan bakar
3. Modifikasi sistem kelistrikan
kendaraan yang tidak benar, termasuk penggantian kabel busi non-OEM (Original
Equipment Manufacturer) maupun pemasangan alarm
4. Upaya membersihkan injector dengan
sistem Ultrasound
5. ECU (electronic Control Unit) yang
kemasukan air
6. Melepas aki dengan cara yang tidak
benar, melakukan jump start dengan cara yang tidak benar serta melepas ECU
dengan sembarangan (lihat tips mengenai cara-cara yang benar untuk melakukan
hal ini) Oleh karenanya, lakukankah Tips berikut ini:
a. Ketika menghidupkan mesin perhatikan
bilamana indikator tulisan/gambar "Check Engine" pada panel instrumen
(tergantung merek mobil) bila tetap menyala setelah mesin hidup selama beberapa
detik maka ada kerusakan pada system engine
b. Bersihkan dan gantilah saringan
udara secara berkala
c. Gantilah saringan bensin (fuel
filter) secara berkala, sebaiknya setiap 15.000 km
d. Bersihkanlah throttle body dan idle
regulator/ stepper motor secara berkala
e. Bersihkanlah connector
sensor-sensor, connector pengapian dan connector ECU secara berkala
f. Ganti busi secara berkala dan
periksa keregangan celah busi setiap 5.000 km, Gunakan busi tipe R, yaitu yang
menggunakan resistor.
g. Hindari ECU (Electronic Control
Unit) dari air
h. Usahakan aki dan sistem pengisian
kelistrikan (altenator dan voltage regulatornya) selalu dalam kondisi prima
i.
Jangan
sekalipun berpikir untuk memodifikasi voltage regulator dengan sistem cut-out,
Anda akan merusak ECU maupun modul pengapian (igniter/ CDI)
j.
Jangan
berusaha menghidupkan mesin ketika soket injektor dalam posisi terlepas
k. Jangan sekalipun berusaha
menghubungkan injektor dengan arus aki langsung (12 volt) karena injektor
beroperasi dengan tegangan 9 volt
l.
Bersihkanlah
injektor dan sistem bahan bakar secara berkala dengan sistem pembersih yang
aman, misalnya Interject Service
m. Jangan sekalipun menggunakan sistem
pembersih injektor Ultra sound
n. Jika handak memasang alarm, yakinkan
alarm itu dibuat oleh pabrikan besar dan memiliki reputasi internasional,
misalkan merek Clifford, Alpine, Kenwood, Avital, dll.
o. Lakukan pemasangan alarm hanya di
authorized dealer. Alarm buatan pabrikan yang tidak memiliki reputasi internasional
dapat menimbulkan RFI/ MRI yang akan mengganggu fungsi ECU
p. Jika hendak mengganti kabel busi dgn
tipe high performance/ racing, yakinkan bahwa kabel terbuat dari bahan yang
tidak menimbulkan RFI/MRI yang dapat mengganggu fungsi ECU
Tujuan
EFI (Electronic Fuel Injection) dibuat adalah untuk menutupi kelemahan system
bahan bakar konvensional dengan menggunakan karburator. Dimana pada karbuarator
terjadi ketidak konsistenan AFR (Air Fuel Ratio atau Perbandingan Bahan bakar
dengan Udara) yang dihasilkan. Angka AFR yang ideal adalah 14,7 (stoichiometri)
pada setiap tingkatan putaran mesin (Rpm). Pada karburator biasanya terjadi
saat rpm rendah AFR cenderung kaya (rich) sedangkan pada rpm tinggi malah
terjadi campuran miskin (lean) atau bisa juga terjadi hal hal sebaliknya.
Kelemahan lain pada karburator adalah proses jalannya hasil pengkabutan bahan bakar + udara dari karburator menuju ruang bakar mengalami kesulitan, karena harus melalui lekukan dan sudut-sudut yang tajam pada saluran masuk (intake manifold), dan hasil pengkabutan bahan bakar tersebut adalah tidak merata pada setiap silindern bagi mesin yang multi silinder, tetapi bagi yang single silinder tentu hal tersebut tidak menjadi masalah.
Kelemahan lain pada karburator adalah proses jalannya hasil pengkabutan bahan bakar + udara dari karburator menuju ruang bakar mengalami kesulitan, karena harus melalui lekukan dan sudut-sudut yang tajam pada saluran masuk (intake manifold), dan hasil pengkabutan bahan bakar tersebut adalah tidak merata pada setiap silindern bagi mesin yang multi silinder, tetapi bagi yang single silinder tentu hal tersebut tidak menjadi masalah.
Karena
keterbatasan peran karburator tersebut maka system bahan bakar pada sebuah
mesin dengan menggunakan bantuan perangkat elektronik agar hasilnya lebih
efisien terutama adalah menutupi kelemahan-kelemahan pada karburator.
Komponen-komponen
utama pada EFI system terdiri dari :
A. Injector
B. ECU
(Electronic Control Unit) ==> otaknya dari EFI
C. Wiring
Harness (Kabel Body)
D. Fuel
Pump (Pompa bahan bakar)
E. Fuel
Pressure Regulator (Pengatur Tekanan Bahan Bakar)
F. Sensor-sensor,
sebagai contoh :
1. TPS
(Throttle Position Sensor),
2. MAP
(Manifold Absolute Pressure) Sensor
3. AFM
(Air Flow Mass) Sensor
4. IAT
(Intake Air Temperature) Sensor
5. RPM
Sensor
6. Coolant
Temperature Sensor
7. Vacuum
Sensor
8. Crank/Cam
sensor dan lain-lain
Cara
kerja secara sederhana komponen EFI adalah
A. Pada
saat kunci kontak di nyalakan ECU akan memeriksa terlebih dahulu kondisi
sensor-sensor
B. Setelah
dapat data input dari sensor sensor seperti data suhu udara dari IAT, suhu
coolant, crank/cam sensor mengenai basic timing ignition dll.
C. ECU
akan mengkalkulasi semua input tersebut yang berfungsi untuk menghitung
seberapa banyak bahan bakar yang akan disemprotkan melalui injector
D. Start
engine ==> engine running
E. Setelah
engine running, pada periode ini ECU terus memonitoring pengoperasian parameter-parameter
mesin melalui sensor-sensor tersebut, gunanya adalah untuk menentukan proses
penentuan jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan.
Memang
ada benarnya pada mesin-mesin EFI ini tidak perlu di setel lagi. jadi boleh
dibilang lebih jarang datang ke bengkel. Namun ada beberapa point penting yang
harus diperhatikan untuk perawatan mesin EFI ini adalah :
A. Jaga
kebersihan filter bensin dan udara
B. Jaga
kebersihan fuel system ==> injector sangat sensitive dengan kotoran karna
lobang-lobang yang sangat halus tersumbat
C. Jaga
kondisi battrai agar tetap dalam kondisi prima, karna nyawa ECU berasal dari battrai
D. Jaga
kondisi kabel-kabel dan soket-soket agar tetap bersih dan tersambung dengan
benar, ada short (korslet) sedikit aja akan berakibat fatal bagi ECU
E. Perawatan
selebihnya sama aja dengan karburator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar