Rabu, 30 November 2016

Makalah Sistem Rem ABS



Bottom of Form
Makalah ABS (Antolock Breaking System)

A. Sistem Rem
Rem merupakan salah satu bagian kendaraan yang sangat penting pada sebuah kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat dari perkotaan sampai pedesaaan.
Rem ini dapat mengatur kecepatan ataupun menghentikan lajunya kendaraan sesuai dengan yang kita harapkan, pengaturan kecepatan ataupun diberhentikannya lajunya kendaraan ini diatur melalui suatu gesekan antara komponen rem dengan roda yang berputar. Syarat–syarat sebuah rem adalah sebagai berikut:
1. Dapat bekerja dengan cepat.
2. Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama dengan atau gaya pengereman seimbang dengan beban yang di terima oleh masing-masing roda.
3. Dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan cukup.
4. Mudah disetel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman
Cara kerja rem adalah pengubah tenaga mekanik menjadi tenaga gesekan dengan jalan menekan sepatu rem (kanvas) terhadap tromol yang berputar
B. Sistem Rem ABS (Anti-Lock Brake System)
ABS adalah sebuah sistem pada kendaraan bermotor yang mencegah terjadinya roda menjadi terkunci pada saat pengereman. Tujuannya adalah memungkinkan pengemudi untuk mempertahankan kontrol pengendalian pada saat pengereman mendadak dan digunakan untuk memperpendek jarak pengereman (dengan memperbolehkan pengemudi menginjak pedal rem secara penuh tanpa perlu khawatir kendaraan akan selip dan lepas kendali seperti bila kita melakukan pengereman pada kendaraan non ABS (Anti-Lock Brake System ). Cara kerjanya adalah pada kendaraan terdapat electronic unit, speed sensor dan hydraulic valve pada brake circuit. Electronic unit memonitor kecepatan dari roda pada saat pengereman,jika berbeda maka rem akan me’release’, dan selanjutnya mengerem lagi. Hampir sama dengan apabila kita melakukan pengereman sedikit-sedikit atau dalam artian tekan-lepas-tekan lepas. ABS tersebut bisa melakukan pengereman dalam artian ‘tekan-lepas’ sebanyak 20 kali per detik. Jadi dengan teknologi ini berguna untuk mencegah ban terkunci.
Anti-lock Brake Systems dirancang untuk mencegah terjadinya penguncian roda (wheel lockup) saat pengeman mendadak di segala medan jalan. Hasil saat pengeraman adalah:
1. Mobil tetap stabil.
2. Arah kemudi stabil (Vehicle Stability).
3. Mengerem lebih cepat (jarak pengereman lebih dekat, kecuali jalan tanah, bersalju).
4. Penguasaan kontrol kendaraan menjadi maksimal (tinggat kestabilan).
5. Jika roda depan terkuci, mobil tidak mungkin bisa di arahkan
6. Jika roda belakang terkunci, mobil bisa tidak stabil dan tergelincir ke salah satu sisi.
Jika permukaan jalan saat pengereman tidak rata, roda2 yang mengalami selip akan mudah terkunci dan mobil akan berputar putar .namun dengan sistem ABS mobil akan tetap stabil sampai mobil tersebut berhenti .
C. Komponen-Komponen Rem ABS (Anti-Lock Brake System)
1. Master selinder
Master selinder berfungsi :
a. Membangun tekanan hidraulis sesuai dengan gaya tekan pengemudi.
b. Tekanan hidraulis ini mengalir ke unit tekanan.
2. Unit control tekanan (akuator)
Unit control tekanan (akuator) berfungsi mengatur tekanan hidraulis rem untuk setiap roda sesuai dengan perintah computer.
3. ABS control module
ABS control module berfungsi :
a. Mendapat informasi dari sensor putaran.
b. Menghitung tekanan ideal pada roda.
c. Mengirimkan perintah pengatur ke unit control tekanan rem
d. ABS control module selalu memeriksa fungsi diri secara otomatis
e. Bila fungsinya salah, ABS control module akan member tahu aliran dengan lampu control pengemudi.
4. Sensor putran roda
Sensor putran roda berfungsi menyensor kondisi putaran roda, dan dari sensor tersebut menghasilkan signal.
5. Selinder roda
Selinder roda berfungsi untuk menggerakkan atau menekan sepatu rem. Selinder roda dihubungkan dengan master selinder dengan menggunakan pipa-pipa.
6. Lampu control
Lampu control berfungsi sebagai indicator ABS, bila terjadi kerusakan pada sisitem rem ABS. lampu indicator akan menyala.
7. Sensor putran aksel belakang
Sensor putran aksel belakang berfungsi menghitung putran roda secara induktif dan mengirim signal ke ABS control module.
D. Jenis-jenis ABS (Anti-Lock Brake System)
Pada sistem rem yang menggunakan ABS terdapat bebrapa jenis ABS, dintaranya :
1. 4-Sensor 4-Chanel
Jenis ini umumnya dipakai untuk mobil FF (Front engine Front driving) yang memakai X-brake lines. Roda depan dikontrol tersendiri dan kontrol roda belakang biasanya mengikuti select-low logic agar mobil bisa stabil saat ABS bekerja.
Jenis ABS ini mempunyai empat wheel sensor dan 4 hydraulic control channel dan masingmasing mengontrol secara tersendiri. Sistem ini mempunyai tingkat keamanan dan jarak pemberhentian yang lebih pendek di berbagai macam kondisi jalan. Namun apabila permukaan jalannya licin, besar gaya rem antara kanan dan kiri yang tidak rata akan mengakibatkan terjadi gerakan Yawing pada bodi kendaraan sehingga bisa mengurangi kestabilan. Karena itulah, kebanyakan mobil yang dilengkapi dengan tipe 4 channel ABS memasukkan satu select lowlogic pada roda belakang agar mobil tetap stabil, di berbagai macam kondisi jalan.
2. 4-Sensor 3-Chanel
Jenis ini umumnya dipakai untuk mobil FR (Front engine Rear driving) yang memakai H-brake lines. Roda depan dikontrol tersendiri dan roda belakang dikontrol secara bersamaan pada brake pipe dengan dasar select-low logic.
Dipakai untuk mobil FF (Front engine Front driving), kebanyakan berat kendaraan terpusat di roda depan dan berat titik tengah kendaraan saat direm juga berpindah ke depan hampir 70%, gaya pengereman ini dikontol oleh roda depan. Artinya adalah kebanyakan tenaga pengereman dibangkitkan oleh roda depan, sehingga agar ABS bisa efektif, maka diperlukan pengaturan tersendiri (independent control) pada roda depan.
Namun demikian, roda belakang yang gaya pengeremannya lebih sedikit, juga sangat penting untuk memastikan kendaraan aman saat dilakukan pengereman. Karena itulah apabila saat ABS roda belakang bekerja di permukaan jalan yang licin, maka independent control pada roda belakang mengatur agar gaya pengereman roda belakang tidak merata sehingga mobil mengalami yawing.
Untuk menhindari gerakan yawing ini dan untuk menjaga agar mobil tetap aman saat ABS bekerja di berbagai kondisi jalan, maka tekanan rem roda belakang diatur berdasarkan kecenderungan roda mana yang mengalami lock-up. Konsep pengaturan ini dikenal dengan ‘Select-low control’.
3. 3-Sensor 3-Chanel
Roda depan dikontrol tersendiri namun untuk roda belakang dikontrol secara bersamaan oleh satu wheel speed sensor (khususnya differential ring gear).
Mobil yang dilengkapi dengan H-bake linesystem mempunyai sistem kontrol ABS jenis ini. 2 channel untuk roda depan dan satunya lagi untuk roda belakang. Roda belakang dikontrol bersama dengan select low control logic. Untuk X-brake linesystem, diperlukan 2 channels (2 brake port di dalam unit ABS) untuk mengatur roda belakang dikarenakan masing-masing roda belakang mempunyai jalur rem yang berbeda.
4. 1-Sensor 1-channel
Hanya mengatur tekanan roda belakang oleh satu sensor.Dipakai Untuk mobil yang dilengkapi dengan H-bake line system, hanya untuk mengontrol tekanan roda belakang.Pada rear diffirential dipasang satu wheel speed sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecepan roda.
Cara kerjanya adalah saat dilaukan pengeraman mendadak roda depan akan terkunci, sehingga kestabilan kemudi mobil akan hilang dan jarak henti pada permukaan jalan yang mempunyai daya gesek rendah (low-• ) juga akan bertambah jauh. Sistem ini hanya akan membantu untuk penghentian lurus.
E. ABSCM (Anti-Lock Brake System Control Module)
ABS terdiri dari wheel speed sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecenderungan suatu roda mengalami penguncian, HCU (Hydraulic Control Unit) mensuplai tekanan rem ke setiap roda berdasarkan output signal dari ABSCM (control module).
Dari sinyal wheel speed sensor, ABSCM akan menghitung dan memperkirakan akselerasi, deselerasi dan slip rasio, pengaturan solenoid valve dan return pump, gunanya adalah adalah untuk mencegah terjadinya wheel lock-up. ABSCM dapat mengatur sistem monitoring pada sirkuit dan mematikan dirinya sendiri apabila sistem mengalami kegagalan.Pengemudi dapat mengetahui adanya kegagalan sistem pada ABS apabila lampu peringatan ABS menyala.
1. Komposisi Dasar ABSCM (Anti-Lock Brake System Control Module)
Apabila ABS mengalami kegagalan, ABSCM akan mematikan kerja sistem untuk memastikan keselamatannya. Karena apabila kerja dari solenoid valve tidak normal, dapat mempengaruhi tekanan rem terhadap roda.Karena alasan inilah ABSCM dapat menganalisa dan mengantisipasi semua kemungkinan kegagalan pada sistem. Untuk memasang ABSCM secara langsung pada HCU (Hydraulic Control Unit), semiconductor yang ada di dalam ABSCM harus tahan pada suhu antara – 40 s/d 125 derajat celsius.
Berkat pengembangan teknologi semiconductor dan ukurannya yang kecill, sekarang ini yang popular banyak dipakai adalah tipe (ABSCM + HCU). Misalnya Bosch ABS versi 5.0 atau yang lebih tinggi, versi MK-20i atau yang lebih tinggi keluaran TEVES dan EBC 325 Kelsey Hayes mewakili integrated ABS. Semua masukan merupakan double-monitored dan double-calculated. Input-nya juga doublemonitored.Untuk menghindari kesalahan pengoperasian pada ECU, maka dipasang dua microprocessor yang membandingkan dan memonitor hasilnya, dan ECU sebagai tambahan dimonitor oleh SAS (Safety Assurance System) atau intelligentWatch-Dog untuk mencegah kesalahan pengoperasian pada ECU.
Satu IC mengatur solenoid2 untuk setiap channel-nya dan Power MOSFET dengan proteksi sirkuit yang bisa diandalkan sebagai pengganti relay yang mengatur kerja solenoid dan arus besar saat motor bekerja. Selanjutnya untuk mengurangi pumping dan pengaruh kick-back yang berlebihan, maka dipakai motor speed control dengan mircopocessor 16 bit agar perhitungan kecepatan roda dan performa ABS menjadi lebih baik, dengan kemampuan 5 millidetik per siklus kerja.
a.Sirkuit penguat input wheel speed sensor
Dari setiap wheel speed sensor yand dipasang pada roda, di dalam sirkuitnya dipasang bentuk gelombang arus. Bentuk gelombang tersebut dikuatkan dan dirubah menjadi bentuk gelombang persegi, dan dikirim ke Microcontroller. Sesuai dengan jenis ABS, jumlah wheel speed sensor akan berubah dan jumlah sirkuit penguatnya juga akan berubah.
b. Microcontroler
Acuan kecepatan, rasio selip, rata2 akslerasi/deselerasi dan kerja solenoid dan motor dihitung berdasarkan informasi dari setiap rodanya. Sirkuit ini mendeteksi gelombang sensor kecepatan roda setiap detiknya.Microcontroller menghitung acuan kecepatan berdasarkan kecepatan rodanya, kemudian membandingkan kecepatan referensi dan momen kecepatan roda untuk memperkirakan rasio selip dan rata2 akselerasi dan deselerasinya. Solenoid valve mengaktifkan output sirkuit untuk pressure dump, hold, menaikkan sinyal ke solenoid pada roda yang terkunci sesuai dengan perkiraan sinyal pengaturan seperti slip ratio, akselerasi/deselerasi.
c. Sirkuit Mengaftikan Solenoid Valve
Sirkuit ini gunanya adalah untuk mengatur arus solenoid valve dan menghidupkan atau mematikan pressure dump, hold, menaikkan sinyal Microcontroller.
d. Voltage Regulator,Motor Relay dan Failsafe Driver Circuit, Lamp Driver circuit, Communication Circuit
Memonitor tegangan suplai (5V, 12V) yang sedang dipakai untuk ABSCM dalam keadaan stabil berdasarkan batasan tegangannya.Alat ini dapat mendeteksi adanya kegagalan sistem dan mengaktifkan valve relay, motor relay. Apabila ada kerusakan pada sistem ABS, maka sistem akan dihentikan dikarenakan valve/motor relay menjadi off dan lampu peringan ABS akan menyala untuk memberitahukan kepada si pengemudi bahwa ada kerusakan pada sistem ABS. Bila adakerusakan pada ABS, maka rem yang bekerja adalah normal, seperti pada rem biasanya.
2. Safety Circuit
Saat Ignition switch diputar ke ON, ABSCM akan melakukan self-test sampai kecepatan kendaraan mencapai batas kecepatan normal dan juga memonitor sistem saat mobil melaju. Jika terdeteksi ada kerusakan, pertama yang dilakukannya adalah menghentikan fungsi ABS dan menyalakan lampu peringatan ABS. Meskipun ABS tidak dapat bekerja, namun rem konvensional mesih tetap bekerja.setelahtidak terdeteksi lagi adanya kerusakan pada sistem, maka lampu peringatan akan mati dan sistem kembali berjalan normal.
a. Initial Self-Testing setelah IG ON (mobil berhenti)
Ketika kunci kontak diputar ke ON maka arus akan mengalir ke ABSCM, dan melakukan prosedur kerja sebagai berikut :

1) Mengecek fungsi microprocessor
a) Membuat Watchdog Error dan memeriksa jika ada kesalahan
b) Memeriksa data ROM
c) Memeriksa data RAM apakah penulisan dan membacaan data normal
d) Memeriksa kerja converter A/D (Analog /Digital)
e) Memeriksa komunikasi diantara dua microprocessor

2) Memeriksa fungsi valve relay
a) Mengaktifkan valve relay dan memeriksa kerjanya

3) Memeriksa fungsi fail memory circuit microprocessor
b) Memeriksa fail memory circuit microprocessor
b. Initial Self-Testing saat mobil bergerak
Ketika mobil mulai bergerak, ABSCM akan melakukan tes fungsi actuator sebagai berikut :
1) Tes fungsi solenoid valve
Memeriksa fungsi solenoid valve dan memonitor kerjannya.
2) Tes fungsi motor
Menjalankan motor dan memeriksa kondisinya. Tergantung dari si pembuat ABS, waktu self testing pada motor dapat berbeda, namun kebanyakan self testing dilakukan saat mobil mulai berjalan atau pada akhir ABS bekerja.
3) Memeriksa sinyal wheel speed sensor
Memeriksa semua sinyal wheel speed sensor
c. Tes sistem saat mobil melaju
Setelah proses inisial self-test selesai, sistem ABS diperiksa oleh dua microprocessor dan sirkuit lain disekitarnya. Jika ada kesalahan, microprocessor akan mengkonfirmasikannya dan kode kesalahan tersebut akan disimpan di dalam ABSCM.
1) Tes tegangan (12V, 5V)
Periksa apakah suplai tengannya 12volt dan tegangan di dalam ABSCM adalah 5 volt. Namun perlu diperhatikan suatu saat tegangan bisa turun dikarenakan beroperasinya ABS atau motor saat sedang memonitor tegangan.
2) Tes kerja valve relay
Saat ABS bekerja, valve relay diaktifkan.ABSCM menjaga kerja valve relay.
3) Perhitungan menghasilkan perbandingan antara dua microprocessor
Biasanya ada dua microprocessor di dalam ABSCM dan melakukan fungsi kerja dalam waktu yang sama. Keduanya saling membandingkan hasil satu sama lainnya dan mengenalikesamaan diantara keduanya. Konsep perbandingan ini bisa menjamin bahwa sistemberjalan sebagaimana mestinya dan dapat mendeteksi secara dini adanya kerusakan.
4) Tes kerja microprocessor
Memonitor microprocessor
5) Memeriksa data ROM
Melakukan pemeriksaan jumlah data ROM dan memastikan bahwa program berjalan dengan
d. Menampilkan Self Diagnosis
Apabila ada kesalahan yang dideteksi oleh safety circuit, fungsi ABS akan berhenti dan lampu peringatan ABS menyala. ABSCM akan menampilkan kode kerusakan melalui alat Scan. Alat scan dapat mengaktifkan solenoid valves dan motor.


Materi tentang Sistem REM

                Sistem Rem
Sistem rem merupakan salah satu mata diklat yang dipelajari di sekolah menengah kejuruan (SMK) pada kelas XI. Berdasarkan kurikulum KTSP mata diklat sistem rem meliputi pengertian, prinsip rem, jenis-jenis rem, mekanismen kerja, dan troubleshootingnya seperti berikut :
Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai perangkat keselamatan dan menjamin pengendaraan yang aman.

A.    Prinsip Rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak hingga berhenti.Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetis (energi gerak) untuk menggerakkan kendaraan.Sebaliknya rem merubah energi kinetis kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan.Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar.Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLt8r6RbOyirPvR0XZXvmZnrOzv0vVL_vIm0DJekCo-8o5Z3ZjfC9ymNmOYIJ_UhlakJM8MkU_2u5gP4HNire_RrAvMnjT8gXqN0ED2p5OihTGVcDJXzUulN2wf2PnmVppH8c1I9APiFHC/s400/1.png
Gambar1. Prinsip Kerja Rem

B.    Tipe Rem
Rem yang digunakan kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaannya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiftvP56q46buygc3jbjEXvNed0hx7wLiluVu0VhF6cQ_TzekNJr4f1EcULZbFgpwyJ9s1NnXoB68lxmP6f8nJ9nOAHyPcPFWt2GNlQygyhyphenhyphenb6GzkRI20HM9xTOQqgUebyqMzOegerzldEt/s320/2.JPG
Gambar 2. Tipe Rem


C.    Macam-macam Penggunaan Rem
  1. Rem parkir (parking brake) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
  2. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan
  3.  Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki)
Engine brake digunakan untuk menurunkan kecapatan kendaraan breaking effect (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tekanan putaran dari mesin itu sendiri tidak ada peralatan khusus yang diperlukan.
Rem kaki (foot brake) dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu hidraulis dan rem pneumatik.Rem hidraulis dan rem pneumatic.Rem hidraulis lebih respon dan lebih cepat dibandingkan dengan tipe lainnya, dan juga konstruksinya lebih sederhana.Rem hidraulis juga mempunyai konstruksi yang khusus.Dengan adanya keuntungan tersebut, rem ini hidraulis banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk ringan.Sistem rem pneumatik termasuk kompresor atau sejenisnya yang menghasilkan udara bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman.Tipe sistem rem ini banyak digunakan pada kendaraan berat seperti truk besar dan bus.
 D.    Mekanisme Kerja
                    1.     Master silinder.
Master silinder mengubah gerak pada rem ke dalam tekanan hidraulis. Master silinder terdiri dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston, dan silinder, yang membangkitkan tekanan hidraulis
Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda (tandem) master silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan dibanding tipe tunggal (single type).
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWadlpVNMpk8Ep_TLV8CGk3m_GKYly1HA5wIO6FTWCIqeT5KeHLf1YYdud0fvCZMMn66hQRONHXtnygmqH705bg3FnBEEivWYAzv7dp7IWsuAvXbPCZY7mzzYPyK52V50RvHbdLCeKZIe6/s400/3.JPG
 Gambar 3.Single Master Cylinder      Gambar 4. Tandem Master Cylinder


Pada master silinder tandem, sistem hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing untuk roda depan  dan belakang. Dengan demikian bila sudah satu sistem tidak bekerja maka sistem lainnya akan tetap berfungsi dengan baik sehingga pengereman masih bisa berlangsung.
                   a.     Boster Rem (bralew Broster).
Tenaga penahan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera dapat menghentikan kendaraan. Boster [Brake Booster] melipat gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh. Boster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe integrat) atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master silider itu sendiri. Tipe integral itu banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk kecil.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI2yKnIF8sTxfUbsiFMxYbmTEZP2i-YJV3DG5vpgwY_2IgLzvKIc0QT0BGZfHrCpOR-vJcFSRUtYAvoEy-h7-5WJ9XugImKrqH-7O1LqN_rbIe8u_qLeza7w6N-cN60AVBafJW5o7oXf7T/s400/5.JPG

Gambar 5. Boster Body

Boster rem mempunyai diaprahma yang bekerja dengan adanya perbedaan, tekanan antara tekanan atmosfir dan kevacuman yang dihasilkan dari intake manifold mesin. Master silinder dihubungkan dengan pedal rem dan diaphram untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.
Bila boster rem tidak berfungsi dikarenakan satu dan lain hal, boster dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang. Dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaraan dapat direm dengan normal tanpa bantuan boster.
Untuk kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat. Boster rem terutama terdiri dari rumah boster, piston, diaphram, reaction mechanism dan mekanisme katup pengontrol. Boster body dibagi menjadi bagian depan dan bagian belakang dan masing-masing ruang di batasi dengan membran dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol mengatur tekanan di dalam ruang tekan variasi. Termasuk katup udara, katup vakum, katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup.
                     b.  Outlet Check Valve
Pada beberapa master silinder terdapat outlet check valve yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan sisa pada pipa rem (1 kg/cm2) untuk mencegah terlambatnyapengereman.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJkhCg3sGHAmoPr7Fg7TWRpbqFkS0TpIpcngitJd1JotXwKZdKSkFE_Mel4R3SRGsofBHYmo9qYcYKw28YHUbEVIXryH5Zr9Lz0yw8RpwjvFZkK4seWzGUbwlIPGOtEdnt7sGrFk4mY8dv/s320/6.JPG
 Gambar 6.Outlet Check Valve

E.    Jenis-jenis Rem
  1) Rem Tromol (Drum Break)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK2JXQzr6mwVCnuBeEck89PFqIyZeW9CHy_sK6MDHXQmgHPSZu6leZd9JmNDTymLcpIY-Grbp4ql5QHWKfzz6H1whsjTC_1zGHvrjvol5wARr6EhZBBAVF_jzEm68hBNRizcX1fdzQ0RmQ/s320/7.JPG
Gambar 7. Rem Tromol

Pada rem tromol kekuatan tenaga pengereman (self energi-zing action/effect) diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan bagian dalam tromol yang berputar.
Komponen rem tromol terdiri dari :backing plate, silinder roda (wheel cylinder), sepatu rem dan kanvas (brake shoe & lining), tromol rem (brake drum).
a.      Backing Plate
Backing plate terbuat dari baja press, karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjARkXH8viBH97bc4cbYSmItupIyBOFRLw-2xBWD5JdIMunmjKC-FiES4DC5a67mgH0NXubul6B441pS0MtBbzP0AP43LPNymlv2E80Ybsw7Q1dI5jCeYSzze32WsoUAcyer0rMjC8AMxY1/s320/8.JPG
Gambar 8.Backing Plate


b.   Silinder Roda
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQNtGcrdxmg3IvfV7nRhIFdMupurJBpHuW5c5stCmAi2HSQPswWQIYBOpjm7rtYAysp2f69RL82_6ctOvE70iLDRO28Pt4wEno5qeyaKK0Aqy52OqP_epasESSWi5ThmZGku8ZcX3E87Lo/s400/9.JPG
Gambar 9. Silinder Roda
                   
Ada dua tipe silinder roda (wheel silinder): double piston dan single piston. Bila timbul tekanan hidraulis pada master silinder maka akan menggerakkan piston cup, piston akan menekan ke arah sepatu rem, kemudian menekan tromol rem. Apabila rem tidak bekerja, piston akan kembali ke posisi semula karena kekuatan pegas pembalik sepatu rem. Bleeder plug berfungsi sebagai baut pembuangan udara yang terdapat pada sistem rem.


c.   Sepatu Rem dan Kanvas Rem.
               Sepatu rem terbuat dari plat baja. Kanvas rem dipasang dengan cara dikeling atau dilem. Kanvas terbuat dari campuran fiber metalic, brass, lead, plastic dan sebagainya.Kanvas harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi dan harus dapat menahan panas dan aus.
Gambar 11. Sepatu dan Kanvas Rem
Modul Pemeliharaan Servis Sistem Rem OTO.KR04.002.03 2006:26

d.      Tromol Rem
               Tromol rem (brake drum) terbuat dari besi tuang (gray cast iron). Ketika kanvas menekan bagian dalam dari tromol akan terjadi gesekan yang menimbulkan panas yang mencapai suhu 200 – 300°C.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiq7R5g1A7nV7eA4NiFvfAYvt9dRz50Cz_93E2cI6KVFops2QUz_NGXiKiNgFJJ7QuvnhZtlPnf5asHQVprg7DVnn3SNwoTn0s57-uyRYzqobZFcyKLuWFdsMkd_tTzOiRStWri5TzWzDj/s320/11.JPG

Gambar 10. Tromol Rem

1. Tipe Rem Tromol
     a. Tipe Leading Trailing
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpUzCkkgMERdIHT5n72ckEqzwMwGmGKmIpe0hkgfAm40yC28ZMdBqYSb2z90pUKV-Gp5xXbyEnv6NFFKAMWloVbdxdNZspos5iQKvlKZoB5kg6njA5bDJ2USjAiwScd77VgvXu_ZQBsJob/s320/12.JPG
Gambar 11. Rem Tromol Tipe Leading Trailing

Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe.

b.  Tipe Two Leading
  Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki satu piston. Keuntungan tipe ini yaitu : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe ini : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcWjOOcsehLL-M88KI9SCjMKK0St_dADsFsMB8qcDtF7izGjMP-MHrJSIq1Ggi6a7855R7rIDDexZQ71Te2FgN1MzvJzJUTTa4SdzJfbwDWIyReK9NAm2eUl4SM7-T7P851W86BEJZ0iVK/s320/13.JPG
              Gambar 12. Rem Tromol Tipe Leading Trailing

c. Tipe Dual Two Leading
Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing memiliki 2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat kendaraan maju maupun mundur.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkEv2n68QMK1z5EceUyqTFPFS1b-i2JpMqAvGNE63FA8FYMJ4DJ-8qjxr6muq-kmc_NEHRonB5ygBv9b_WsDvyPJyX0-LQVKCWSJzw8laordGn2efXn4LnmYIZw7bHp9g_xamSoj4tvqky/s320/14.JPG
                                     Gambar 13.Tipe Dual Two Leading

d. Tipe Uni-Servo
Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston.Keuntungan   : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj9A_bFyts833A6JoB0VigKJSPPFSXk2KGZ2ULKka_2MtbWX3MfN-6Vto9rWzzU2dsclV5IMVQLloVsnhxeT1ULK4CY97WqKBnDyEJX43fPzCwJHo2N3mHoJZZ3sbw1A7Z_J6azgj5ZoeT/s320/15.JPG
Gambar 14. Rem Tromol Tipe Uni-Servo

   e. Tipe Duo-Servo
Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel cylinder dengan 2 piston.Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCehX8MassgQaBNEJBuRa5olhvm_ay3MK2w1PYhOhJ28K2OYvEdPy5tElWl0_6IF1ObCab4fB2bZmsIA9EGNTPEe3mKrof9_petcI38JQhAGzHIzm95wjmtpBEmPBPNB9I6Kyx6mZNCgtw/s320/16.JPG
    Gambar 15. Rem Tromol Tipe Duo-Servo

2.  Rem Cakram (Disc Break)
Rem cakram (disc brake) terdiri dari cakram (disc rotor) yang terbuat dari besi tuang yang berputar dengan roda, dan disc pad yang berfungsi untuk mendorong dan menjepit cakram.Daya pengereman dihasilkan karena gesek an antara disc pad dan disc rotor.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbzWPCDuUOB1gPFT2_3rHW-WxvyE31WdRiW8N_HsSj7owH0gVkeju0ue0IhV8IUvzMwb-SMpCVAv_kOfvHOhFxOTcV2DjFzIF4ZIKnLmQ0U4ZynNffaB7DmgjCtSwvtH0URzpEyYRT8zFS/s320/17.JPG
16. Rem Cakram

F.    Jenis - jenis Caliper
        1.  Tipe Fixed Caliper (Double Piston)
Pada tipe ini daya pengereman didapat bila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua sisi disc. Pada tipe ini hanya terdapat satu piston.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2msGfQ69tIGy2ZaOByoThiYuJV_XVp6ETpbYMnCshGNNmmvquYwPnHaZdGYn_Dz3-t6NqqhdGRzeWlr0-0lxF9-RrgKh_xP0d9i5psIGsdlavYZl-qTT_ZvVPVMQ_Y83n8AvMcwlUnzZ8/s400/1+double.JPG
Gambar 17. Caliper Tipe Fixed Caliper (Double piston)

        2.  Tipe Floating Caliper
Pada tipe ini hanya terdapat satu piston. Tekanan hidraulis dari master cylinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan disc. Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (B) menyebabkan caliper bergerak ke kanan dan menjepit cakram dan terjadilah pengereman.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDB3-fYzPbCwTqFWrpjmMqaLHg8QxSmx1BbijWKh9hKPSiLh88sqAa6G_RHS970EX_cjFhon-Zk4kSESCYHuVbIp7Axd3hOZCElGMq_AbIDqdu0t9a2Y-tYN5c9UzGCFVgDby3Mb3Ld8WX/s400/2+flowting.JPG
Gambar 18. Caliper Tipe Floating 


G.     Penyetelan Otomatis Celah Rotor dengan Pad
Bila pad menjadi aus, maka celah antara rotor dan pad bertambah dan memerlukan langkah yang lebih besar. Oleh karena itu dibutuhkan suatu mekanisme penyetelan celah otomatis yaitu piston seal type adjusting mechanism.

a. Celah Normal (Keausan Pad Tidak Ada)
             Bila rem dioperasikan ,maka piston seal membentuk elastis seperti pada gambar. Bila pedal rem dilepas, piston seal akan kembali ke bentuk semula, dan menarik piston kembali. Besarnya deformasi (amount of deformation) seal adalah celah pad. 


b. Celah Terlalu Besar (Pad Aus)
            Saat pad aus, bila rem dioperasikan maka gerakan piston akan lebih jauh, tetapi besarnya deformasi    seal tetap. Bila pedal rem dilepaskan, maka piston kembali dengan jarak yang sama besar dengan deformasi seal, dan celah sepatu rem telah disetel. 

H.    Troubleshooting.
Gangguan
Kemungkinan
Cara mengatasi
Pedal rendah atau rengan
Pelapis rem aus,
pad rem aus,
kebocoran sistem rem
master silinder rusak
ada udara didalam system rem
silinder roda rusak
silinder rem rusak
perapat piston aus atau rusak
Ganti sepatu rem
Ganti pad rem
Perbaiki kebocoran
Perbaiki atau kganti master silinder
Palkukan pembuangan udara yang terjebak
Perbaiki silinder roda
 Perbaiki silinder
Rem mancet
Rem parker salh penyetelan
Kabel rem parker mancen
Batang pendorong boster slah penyetelan
tegangan pegas pembalik lemah
Saluran rem tersendat
Pelapis rem retak atau menggeliat
Piston silinder mancet
Master silinder rusak
Setel rem pakir
Perbperlu seperlunya
Setel batang pendorong
Ganti pegas pembalik
Perbaiki seperlunya
Gani sepatu rem
Perbaiki seperlunya
Perbaiki atau ganti  master silinder
Rem menarik kesalah satu arah
Tekanan udara ban salah
Sepatu pad rem tercemar olimtau gemuk
Sepatu rem menggeliat, Pelapis rem aus atau berkaca
Tromol atau piringan rem oleng
Pegas pembalik rusak
Silinder roda rusak
Silinder rem rusak
Piston mancet didalam silinder
Periksa tekanan udara ban
Periksa penyebabnya ganti sepatu atau pad rem
Ganti sepatu rem

Ganti tromol atau piringan
Ganti pegas pembalik
Ganti silinder roda
Perbaiki silinder
Perbaiki silinder
Pedal berat tapi pengereman kurang
Tekanan udara ban salah
Sepatu pad rem tercemar olimtau gemuk
Sepatu rem menggeliat, Pelapis rem aus berkacaatau tromol aus
Piston mancet didalam silinder
Boster rem rusak
Terjadi kebocoran vakum saluran rem tersendat
Periksa penyebabnya dang anti sepatu atau pad rem
Ganti sepatu rem


Perbaiki silinder
Perbaiki boster
Perbaiki seperlunya
Perbaiki seperlunya
Timbul suara mengerit atau ketukan Saat di rem
Sepatu rem melekat terhadap baking plate
Tonjolan baking plate aus
Pegas penahansepatu rem lepas atau kendor
Baut pemasangan kendor
Bushing peluncur aus
Lumasi

Ganti dan lumasi tonjolan baking plate
Ganti pegas penahan sepatu rem
Kencangkan
Ganti busing peluncur
Timbul suara menderit walaupun tidak direm
Pedal rem atau batang pendorong booster rem salah
Piston berkarat atau mancet
Pegas penahan sepatu rem lemah
Tonjolan baking plat aus
Baking plat bengkok sengga bergesekan dengan tromol
Periksa dan setel

Periksa dan lumasi
Pganti pegas

Perbaiki

Pedal rem atau batang pendorong booster rem salah
Piston berkarat atau mancet
Pegas penahan sepatu rem lemah
Tonjolan baking plat aus
Baking plat bengkok sengga bergesekan dengan tromol
               
Periksa dan setel

Periksa dan lumasi
Pganti pegas

Perbaiki